Kumpulan artikel tentang ekonomi dan ilmu ekonomi serta akuntansi dan manajemen

Komponen-Kompoenen Neraca Pembayaran dan Posisi Neraca Pembayaran

   Pembahasan kali ini mengenai Komponen-Kompoenen Neraca Pembayaran dan Posisi Neraca Pembayaran. Pembahasan mengenai Komponen-Komponen Neraca Pembayaran terdiri atas Neraca Perdagangan, Neraca Jasa, Transaksi Modal, Selisih Perhitungan Bersih, dan Lalu Lintas Moneter. Sedangkan Posisi Neraca Pembayaran membahas tentang Neraca Pembayaran Defisit atau Surplus, Dampak Posisi Neraca Pembayaran terhadap Perekonomian Suatu Negara, dan Utang Luar Negeri. Untuk lebih jelasnya pembahasan mengenai Komponen-Kompoenen Neraca Pembayaran dan Posisi Neraca Pembayaran yaitu sebagai berikut.

Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
   Neraca pembayaran pada dasarnya terdiri atas lima neraca bagian yang saling berhubungan yaitu sebagai berikut.

a. Neraca Perdagangan
   Neraca Perdagangan (balance of trade) terdiri atas catatan-catatan tentang ekspor dan impor barang. Jika nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor dikatakan bahwa neraca perdagangan adalah aktif dan sebaliknya apabila nilai impor lebih besar daripada ekspor maka dikatakan bahwa neraca perdagangan adalah pasif.

b. Neraca Jasa
   Di dalam neraca jasa ditunjukkan jasa-jasa yang diselenggarakan untuk dimanfaatkan oleh penduduk luar negeri, misalnya penjualan jasa angkutan, turisme, dan asuransi: maupun jasa-jasa yang kita impor dari luar negeri, misalnya jasa atas modal yang ditanam oleh orang luar negeri di negara kita. Pembayaran jasa tersebut antara lain berupa bunga, dividen atau keuntungan.
   Neraca perdagangan dan neraca jasa merupakan transaksi berjalan (current account).

c. Transaksi Modal
   Transaksi Modal ini baik yang dilakukan oleh swasta maupun pemerintah adalah sebagai berikut.
1) Transaksi Modal Jangka Pendek, yang meliputi sebagai berikut.
   a) Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debit).
   b) Deposito bank di luar negeri (transaksi debit) atau deposito bank di dalam negeri milik penduduk negara lain (transaksi kredit).
   c)  Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debit) atau penjualan surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi kredit).
2) Transaksi Modal Jangka Panjang adalah sebagai berikut.
   a) Investasi langsung di luar negeri (transaksi debit) atau investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit).
   b) Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain (transaksi debit), atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk asing (transaksi kredit).
   c) Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debit) atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi kredit).
  Hasil penjumlahan neraca perdagangan, neraca jasa, dan transaksi modal merupakan neraca total.

d. Selisih Perhitungan Bersih
   Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan ini maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).

e. Lalu Lintas Moneter
   Transaksi ini sering disebut accomodating sebab merupakan transaksi yang timbul sebagai akibat dari adanya transaksi lain. Neraca lalu lintas moneter ini sebenarnya semacam neraca saldo. Termasuk ke dalam transaksi lalu lintas moneter antara lain adalah mutasi dalam hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri serta aktiva luar negeri.
 
Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
Posisi Neraca Pembayaran

a. Neraca Pembayaran Defisit atau Surplus
   Suatu neraca pembayaran internasional secara pembukuan selalu seimbang. Mengapa demikian? Neraca pembayaran seimbang karena cara membukukan transaksi yang memasukkan (uang dan barang) selalu diimbangi dengan apa yang mengalir keluar (uang dan barang). Namun demikian, pos "saldo" dalam neraca pembayaran patut diperhatikan sebab dari situlah kita bisa mengetahui apakah neraca pembayaran defisit atau surplus.
   Pada umumnya surplus pada neraca pembayaran diartikan sebagai jumlah penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah pengeluarannya. Sedangkan defisit pada neraca pembayaran, secara umum dikatakan bahwa jumlah penerimaan lebih kecil daripada jumlah pengeluarannya.

b. Dampak Posisi Neraca Pembayaran Terhadap Perekonomian Suatu Negara
1) Neraca Pembayaran yang Defisit
   Neraca pembayaran yang terus-menerus defisit menunjukkan suatu kepincangan struktural. Hal ini bisa disebabkan oleh ekspor yang hanya terdiri atas satu atau dua jenis barang saja, sedangkan impornya terlalu banyak. Apabila neraca pembayaran suatu negara terus-menerus defisit, maka persediaan devisa menjadi sedikit. Ini berdampak negatif terhadap perekonomian nasionalnya, antara lai nilai kurs mata uangnya melemah, kepercayaan luar negeri menjadi berkurang (untuk menanamkan modalnya), dan produk-produk hasil dalam negeri tidak mampu bersaing di pasar internsional. Jika masalah tersebut tidak segera diatasi, maka perekonomian negara tersebut bisa terancam resesi dan bahkan bisa depresi.
   Defisit neraca pembayaran bisa ditutup dengan kredit bank atau pengiriman devisa dari luar negeri, atau juga bisa dengan dibantu penyelesaiannya oleh IMF. Selain itu, pemerintah juga melakukan kebijakan untuk mendorong peningkatan ekspor dan mengurangi impor.
2) Neraca Pembayaran yang Surplus
   Secara ekonomi, neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat harga dalam negeri, yaitu mendorong naiknya harga. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar di dalam negeri, yang sekaligus merupakan kenaikan permintaan efektif. Untuk mengatasinya, produksi harus diperbesar.
   Dampak selanjutnya adalah meningkatnya lapangan pekerjaan baru. Namun demikian, jika pertambahan permintaan efektif tidak dapat diimbangi dengan penambahan produksi, maka naiknya pendapatan tidak meningkatkan taraf hidup masyarakat karena harga juga naik.
3) Neraca Pembayaran yang Seimbang
   Neraca pembayaran dikatakan seimbang apabila jumlah penerimaan dari luar negeri sama dengan jumlah pengeluaran ke luar negeri. Kondisi seperti itu menyebabkan kurs valuta asingnya stabil sehingga berdampak pada perekonomian yang stabil pula.

c. Utang Luar Negeri
   Dalam rangka membangun negara ini, pemerintah Indonesia membutuhkan modal. Modal yang dimiliki oleh pemerintah tidak mencukupo untuk membiayai proses pembangunan tersebut, sehingga utang luar negeri diperlukan untuk menutup kekurangan tersebut. Selain itu, modal juga diperlukan dalam rangka menutup defisit neraca pembayaran.

  Ada beberapa kebaikan dan keburukan yang diperoleh dari pinjaman/utang ke luar negeri tersebut. 
Adapun kebaikan utang luar negeri bagi Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Sebagai sumber pembiayaan pembangunan nasional. Melalui dana pinjaman tersebut dapat digunakan untuk membiayai proyek pembangunan yang sedang berjalan.
2) Sebagai alat stabilisasi ekonomi nasional.
3) Sebagai alat untuk memperbaiki neraca pembayaran yang defisit.
4) Sebagai alat untuk meningkatkan aktivitas perekonomian dalam negeri untuk meningkatkan ekspor.
5) Sebagai alat pemerataan pendapatan nasional.
6) Sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
7) Sebagai alat untuk meningkatkan perdagangan internasional. Melalui dana pinjaman tersebut dapat digunakan untuk membiayai impor barang yang sangat diperlukan oleh negara tersebut.

  Sedangkan keburukan utang luar negeri bagi negara Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Adanya ketergantungan terhadap luar negeri, sehingga perekonomian nasional sering dikendalikan oleh pihak yang memberikan pinjaman.
2) Memberatkan APBN karena harus menyisihkan dana untuk membayar angsuran dan bunga utang luar negeri tersebut.
3) Utang luar negeri dapat menurunkan nilai mata uang rupiah.
4) Harus taa mengikuti peraturan internasional sekalipun peraturan itu merugikan industri dalam negeri.
5) Menerima liberalisasi pasar (globalisasi) sekalipun belum siap untuk bersaing dengan negara lain.

Demikian pembahasan mengenai Komponen-Kompoenen Neraca Pembayaran dan Posisi Neraca Pembayaran. Semoga tulisan mengenai Komponen-Kompoenen Neraca Pembayaran dan Posisi Neraca Pembayaran bermanfaat bagi pembaca sekalian.
  
Komponen-Kompoenen Neraca Pembayaran dan Posisi Neraca Pembayaran Rating: 4.5 Diposkan Oleh: ekonomisajalah

1 komentar: