Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas tentang Masalah-Masalah Ekonomi Makro. Masalah ekonomi makro terdiri atas inflasi, pengangguran, neraca pembayaran yang timpang, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kapasitas produksi yang rendah.
Ilmu Ekonomi Makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Tujuan ilmu ekonomi makro adalah untuk memahami peristiwa/fenomena ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi. Dari sini diperoleh gambaran bahwa ilmu ekonomi makro bukanlah alat/doktrin perekonomian akan tetapi metode yang berguna untuk membantu mengembangkan pemikiran tentang bagaimana cara bekerja dan memperbaiki kondisi perekonomian.
Ilmu Ekonomi Makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Tujuan ilmu ekonomi makro adalah untuk memahami peristiwa/fenomena ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi. Dari sini diperoleh gambaran bahwa ilmu ekonomi makro bukanlah alat/doktrin perekonomian akan tetapi metode yang berguna untuk membantu mengembangkan pemikiran tentang bagaimana cara bekerja dan memperbaiki kondisi perekonomian.
Secara umum permasalahan dalam ekonomi makro dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Masalah jangka pendek atau kadang disebut juga masalah stabilisasi. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana men"drive" perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya dalam jangka pendek (bulan, tahun) agar dapat terhindar dari masalah ekonomi makro yaitu: a. inflasi yang besar dan berkepanjangan, b. Tingkat pengangguran terbuka yang besar, dan c. Ketimpangan dalam neraca pembayaran.
2. Masalah jangka panjang atau kadang disebut juga sebagai masalah pertumbuhan. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana men''drive'' perekonomian agar tetap berada dalam kondisi keserasian antara pertumbuhan jumlah penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan tersedianya dana untuk investasi (dengan program penggalakan tabungan masyarakat).
Inflasi (Inflation)
Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program sistem pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh mesyarakat. Sebenarnya inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan tersebut diiringi oleh tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar dari % tingkat inflasi tersebut (daya beli masyarakat lebih besar dari tingkat inflasi). Akan tetapi manakala biaya produksi untuk menghasilkan komoditi semakin tinggi yang menyebabkan harga jualnya juga menjadi relatif tinggi sementara disisi lain tingkat pendapatan masyarakat relatif tetap maka barulah inflasi ini menjadi sesuatu yang membahayakan apalagi bila berlangsung dalam waktu yang relatif lama dengan porsi berbanding terbalik antara tingkat inflasi terhadap tingkat pendapatan (daya beli).
Pengangguran (Unemployment)
Pengangguran sejatinya terjadi karena adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Selain itu pengangguran bisa juga terjadi meskipun jumlah kesempatan kerja tinggi akan tetapi terbatasnya informasi, perbedaan dasar keahlian yang tersedia dari yang dibutuhkan atau bahkan dengan sengaja memilih untuk menganggur (pengangguran sukarela). Oleh karena pengangguran selalu saja ada dalam suatu perekonomian, maka sebenarnya pengangguran itu bukanlah masalah yang berat dan membahayakan, karena sesuatu yang selalu ada dan bahkan harus selalu ada termasuk hal yang menguntungkan bila bisa dikelola dengan baik dalam kondisi yang juga baik.
Dalam analisa ilmu ekonomi makro, kondisi yang diharapkan bukanlah bagaimana mempekerjakan semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan dengan menyediakan lapangan kerja bagi mereka secara sporadis, karena akan membahayakan kondisi perekonomian bila ditinjau dari sisi lainnya , akan tetapi bagaimana caranya agar setiap lowongan kerja yang disediakan pada suatu periode oleh para pencari kerja inilah yang disebut dalam ilmu ekonomi sebagai 'Full Employment". Ingatlah bahwa kondisi full employment bukanlah kondisi yang sama sekali tidak ada pengangguran.
2. Masalah jangka panjang atau kadang disebut juga sebagai masalah pertumbuhan. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana men''drive'' perekonomian agar tetap berada dalam kondisi keserasian antara pertumbuhan jumlah penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan tersedianya dana untuk investasi (dengan program penggalakan tabungan masyarakat).
![]() |
Masalah Ekonomi Makro |
Inflasi (Inflation)
Inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum disebabkan oleh tidak sinkronnya antara program sistem pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh mesyarakat. Sebenarnya inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan tersebut diiringi oleh tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar dari % tingkat inflasi tersebut (daya beli masyarakat lebih besar dari tingkat inflasi). Akan tetapi manakala biaya produksi untuk menghasilkan komoditi semakin tinggi yang menyebabkan harga jualnya juga menjadi relatif tinggi sementara disisi lain tingkat pendapatan masyarakat relatif tetap maka barulah inflasi ini menjadi sesuatu yang membahayakan apalagi bila berlangsung dalam waktu yang relatif lama dengan porsi berbanding terbalik antara tingkat inflasi terhadap tingkat pendapatan (daya beli).
Pengangguran (Unemployment)
Pengangguran sejatinya terjadi karena adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Selain itu pengangguran bisa juga terjadi meskipun jumlah kesempatan kerja tinggi akan tetapi terbatasnya informasi, perbedaan dasar keahlian yang tersedia dari yang dibutuhkan atau bahkan dengan sengaja memilih untuk menganggur (pengangguran sukarela). Oleh karena pengangguran selalu saja ada dalam suatu perekonomian, maka sebenarnya pengangguran itu bukanlah masalah yang berat dan membahayakan, karena sesuatu yang selalu ada dan bahkan harus selalu ada termasuk hal yang menguntungkan bila bisa dikelola dengan baik dalam kondisi yang juga baik.
Dalam analisa ilmu ekonomi makro, kondisi yang diharapkan bukanlah bagaimana mempekerjakan semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan dengan menyediakan lapangan kerja bagi mereka secara sporadis, karena akan membahayakan kondisi perekonomian bila ditinjau dari sisi lainnya , akan tetapi bagaimana caranya agar setiap lowongan kerja yang disediakan pada suatu periode oleh para pencari kerja inilah yang disebut dalam ilmu ekonomi sebagai 'Full Employment". Ingatlah bahwa kondisi full employment bukanlah kondisi yang sama sekali tidak ada pengangguran.
Neraca Pembayaran yang Timpang
Neraca pembayaran atau Balance of Payment (BOP) adalah catatan tentang transaksi ekonomi internasional suatu negara terhadap negara lainnya dalam kurun waktu tertentu (umumnya dalam dala periode 1 tahun). Dalam BOP ini akan terlihat kemampuan/produktivitas penduduk suatu negara terhadap penduduk negara lainnya yang tercermin dari defisit atau surplusnya suatu perdagangan dan keluar masuk modal. Sepintas akan sangat menguntungkan bila BOP suatu negara mengalami surplus, dan sangat merugikan bila defisit, akan tetapi tidak demikian kenyataan dalam politik ekonominya.
Neraca pembayaran yang timpang maksudnya adalah adanya kesenjangan antara jumlah perolehan dari ekspor dengan pembayaran untuk impor. Bila impor terlalu besar maka devisa akan semakin semakin berkurang, nilai tukar mata uang lokal relatif akan jatuh, industri dalam negeri berbasis impor akan banyak yang mati dan lain sebagainya. Sedangkan bila ekspor terlalu besar maka nilai mata uang lokal akan menguat terhadap mata uang luar negeri (valas) dan akan berdampak pada semakin naiknya impor yang akan menyebabkan matinya industri yang berbasiskan bahan baku dalam negeri (bahan baku asli negeri sendiri). Itulah sebabnya neraca pembayaran luar negeri haruslah seimbang (diusakahan seimbang).
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Untuk masalah jangka panjang seperti tingkat pertumbuhan penduduk memang menjadi semacam dilema bila dibandingkan denga program pemerintah lainnya yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, peningkatan kesehatan dan harapan hidup masyarakat serta program-program lainnya. Dahulu Malthus pernah meramalkan bahwa pada masanya suatu negara (dunia) akan menghadapi masalah yang sangat pelik yaitu bagaimana menghidupi dan mencukup kebutuhan penduduk dengan jumlah pangan terbatas. Malthus beranggapan bahwa karena jumlah tanah tidak bertambah dan bahwa pertambahan jumlah penduduk mengikuti deret ukur sementara pertambahan pangan mengikuti deret hitung maka bencanalah yang akan dialami. Akan tetapi meskipun pada kenyataannya ramalan Malthus itu hingga saat ini belum sepenuhnya terbukti karena perkembangan teknologi yang memungkinkan pangan dapat dihasilkan dengan jumlah berlipat ganda untuk memenuhi kebutuhan penduduk, akan tetapi tanda-tanda kekurangan pangan semakin nyata diberbagai belahan dunia (khususnya Afrika) karena jumlah penduduk yang banyak sementara jumlah pangan terbatas. Oleh karena itu, pembatasan pertumbuhan penduduk menjadi program dunia (jadi bukan masalah satu atau masing-masing negara saja).
Secara teori pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti oleh tingkat produktivitas yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada akhirnya akan mampu memperbaiki mutu dan citra hidup. Akan tetapi masalahnya bukanlah disitu, melainkan ternyata media berupa tanah (bumi) ini tidaklah bertambah dan bila dieksploitasi berjalan terus menerus tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tahannya maka akan secara cepat pula kemampuannya menurun dan bila ini diteruskan akan akan berdampak pada kemiskinan/bencana evolutif. Untuk menghindari agar kejadian ini tidak cepat terjadimaka setiap pemerintah suatu negara menjalankan program kependudukan untuk mengatur jumlah kelahiran agar daya dukung ekonomi dapat seirama dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Peningkatan Kapasitas Produksi (kapasitas produksi yang rendah)
Peningkatan kapasitas produksi berhubungan dengan tingkat investasi dan investasi berhubungan dengan tingkat tabungan masyarakat, sedangkan tingkat tabungan masyarakat berhubungan dengan tingkat pendapatan dan konsumsinya. Jadi bila kapasitas produksi ingin ditingkatkan maka tabungan haruslah juga ditingkatkan agar investasi dapat pula ditingkatkan. Masalah yang timbul adalah bagaimnakah menyerap kelebihan kapasitas produksi tersebut bila tabungan masyarakat tinggi yang berarti tingkat konsumsinya relatif rendah. Inilah yang disebut dengan Paradoks Hemat itu. Di satu sisi daya konsumsi masyarkat akan mendorong investor untuk segera membuka kapasitas produksi baru 9membangun pabrik, membeli mesin-mesin0, dan pembukaan kapasitas produksi ini akan membuka dan menyerap lapangan kerja. Di sisi lain masyarakat diharapkan berhemat dengan cara memperbesar tabungan dan tabungan itu akan dipergunakan untuk investasi.
Itulah sebabnya mengapa pencarian dan pembukaan pasar baru diluar negeri untuk menyerap kelebihan produksi di dalam negeri perlu dilakukan. Dan untuk mengisi kekurangan dana tabungan yang akan dipergunakan untuk investasi di dalam negeri maka pemerintah selalu berusaha menarik para investor dari luar negeri agar mau menanamkan modalnya di dalam negeri tersebut.
Demikian tulisan yang berjudul Masalah-Masalah Ekonomi Makro, semoga memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Neraca pembayaran atau Balance of Payment (BOP) adalah catatan tentang transaksi ekonomi internasional suatu negara terhadap negara lainnya dalam kurun waktu tertentu (umumnya dalam dala periode 1 tahun). Dalam BOP ini akan terlihat kemampuan/produktivitas penduduk suatu negara terhadap penduduk negara lainnya yang tercermin dari defisit atau surplusnya suatu perdagangan dan keluar masuk modal. Sepintas akan sangat menguntungkan bila BOP suatu negara mengalami surplus, dan sangat merugikan bila defisit, akan tetapi tidak demikian kenyataan dalam politik ekonominya.
Neraca pembayaran yang timpang maksudnya adalah adanya kesenjangan antara jumlah perolehan dari ekspor dengan pembayaran untuk impor. Bila impor terlalu besar maka devisa akan semakin semakin berkurang, nilai tukar mata uang lokal relatif akan jatuh, industri dalam negeri berbasis impor akan banyak yang mati dan lain sebagainya. Sedangkan bila ekspor terlalu besar maka nilai mata uang lokal akan menguat terhadap mata uang luar negeri (valas) dan akan berdampak pada semakin naiknya impor yang akan menyebabkan matinya industri yang berbasiskan bahan baku dalam negeri (bahan baku asli negeri sendiri). Itulah sebabnya neraca pembayaran luar negeri haruslah seimbang (diusakahan seimbang).
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Untuk masalah jangka panjang seperti tingkat pertumbuhan penduduk memang menjadi semacam dilema bila dibandingkan denga program pemerintah lainnya yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, peningkatan kesehatan dan harapan hidup masyarakat serta program-program lainnya. Dahulu Malthus pernah meramalkan bahwa pada masanya suatu negara (dunia) akan menghadapi masalah yang sangat pelik yaitu bagaimana menghidupi dan mencukup kebutuhan penduduk dengan jumlah pangan terbatas. Malthus beranggapan bahwa karena jumlah tanah tidak bertambah dan bahwa pertambahan jumlah penduduk mengikuti deret ukur sementara pertambahan pangan mengikuti deret hitung maka bencanalah yang akan dialami. Akan tetapi meskipun pada kenyataannya ramalan Malthus itu hingga saat ini belum sepenuhnya terbukti karena perkembangan teknologi yang memungkinkan pangan dapat dihasilkan dengan jumlah berlipat ganda untuk memenuhi kebutuhan penduduk, akan tetapi tanda-tanda kekurangan pangan semakin nyata diberbagai belahan dunia (khususnya Afrika) karena jumlah penduduk yang banyak sementara jumlah pangan terbatas. Oleh karena itu, pembatasan pertumbuhan penduduk menjadi program dunia (jadi bukan masalah satu atau masing-masing negara saja).
Secara teori pertumbuhan penduduk yang besar bila diikuti oleh tingkat produktivitas yang tinggi akan menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan tingkat pendidikan dan pada akhirnya akan mampu memperbaiki mutu dan citra hidup. Akan tetapi masalahnya bukanlah disitu, melainkan ternyata media berupa tanah (bumi) ini tidaklah bertambah dan bila dieksploitasi berjalan terus menerus tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tahannya maka akan secara cepat pula kemampuannya menurun dan bila ini diteruskan akan akan berdampak pada kemiskinan/bencana evolutif. Untuk menghindari agar kejadian ini tidak cepat terjadimaka setiap pemerintah suatu negara menjalankan program kependudukan untuk mengatur jumlah kelahiran agar daya dukung ekonomi dapat seirama dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Peningkatan Kapasitas Produksi (kapasitas produksi yang rendah)
Peningkatan kapasitas produksi berhubungan dengan tingkat investasi dan investasi berhubungan dengan tingkat tabungan masyarakat, sedangkan tingkat tabungan masyarakat berhubungan dengan tingkat pendapatan dan konsumsinya. Jadi bila kapasitas produksi ingin ditingkatkan maka tabungan haruslah juga ditingkatkan agar investasi dapat pula ditingkatkan. Masalah yang timbul adalah bagaimnakah menyerap kelebihan kapasitas produksi tersebut bila tabungan masyarakat tinggi yang berarti tingkat konsumsinya relatif rendah. Inilah yang disebut dengan Paradoks Hemat itu. Di satu sisi daya konsumsi masyarkat akan mendorong investor untuk segera membuka kapasitas produksi baru 9membangun pabrik, membeli mesin-mesin0, dan pembukaan kapasitas produksi ini akan membuka dan menyerap lapangan kerja. Di sisi lain masyarakat diharapkan berhemat dengan cara memperbesar tabungan dan tabungan itu akan dipergunakan untuk investasi.
Itulah sebabnya mengapa pencarian dan pembukaan pasar baru diluar negeri untuk menyerap kelebihan produksi di dalam negeri perlu dilakukan. Dan untuk mengisi kekurangan dana tabungan yang akan dipergunakan untuk investasi di dalam negeri maka pemerintah selalu berusaha menarik para investor dari luar negeri agar mau menanamkan modalnya di dalam negeri tersebut.
Demikian tulisan yang berjudul Masalah-Masalah Ekonomi Makro, semoga memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete