KEJENUHAN SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN DISEKOLAH
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
EKAWATI ZAINUDDIN
LILIS SULIANI
LILIS SURYANINGTYAS
BESSE ROSNANINGSIH
IRMAYANTI IBRAHIM
SURTI AL ADAWIAH
NURJANNAH M
MAKALAH
DISUSUN OLEH:
EKAWATI ZAINUDDIN
LILIS SULIANI
LILIS SURYANINGTYAS
BESSE ROSNANINGSIH
IRMAYANTI IBRAHIM
SURTI AL ADAWIAH
NURJANNAH M
KELOMPOK 4
KELAS XII ILMU ALAM-1
SMA NEGERI 2 BANTAENG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN BANTAENG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan dan rahmat-NyaLah sehingga makalah yang berjudul mengenai “Kejenuhan Siswa dalam Mengikuti Pelajaran di Sekolah” dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Adapun mtjuan penulisan makalah ini yaitu diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Jurnalistik.
Penulisan makalah ini berisi tentang faktor-faktor penyebab kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah, cara mengatasi kejenuhan belajar siswa dan metode pengajaran dan pembelajaran yang baik.
Penulis sangat berterimakasih kepada guru pembimbing yaitu Amin Spd, selaku guru mata pelajaran Jurnalistik, yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta teman-teman yang telah banyak membantu dari awal sampai terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran bagi setiap pembaca demi penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Penulis berharap agar penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi setiap pembaca.
Bantaeng, Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Kejenuhan Belajar
B. Faktor Penyebab Kejenuhan
C. Cara Mengatasi Kejenuhan
D. Metode Pembelajaran yang Baik
BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan kita. Tanpa pendidikan, kita akan menjadi orang yang tidak berguna. Pendidikan dapat membawa kita menuju kesuksesan. Sehingga jika kita mendapatkan pendidikan, dapat menggiring kita menuju cita-cita yang kita inginkan. Pendidikan menjadi syarat dalam meneruskan cita-cita kita seperti jika kita ingin menjadi guru, kita harus memiliki pendidikan agar dapat menjadi guru.
Pendidikan dapat kita peroleh melalui media formal maupun informal. pendidikan melalui media formal seperti sekolah. Sedangkan pendidikan yang melalui media informal yaitu kursus atau pengalaman yang diperoleh. Namun, biasanya pendidikan yang diperoleh yaitu media formal seperti sekolah.
Sekolah merupakan media pendidikan formal yang diikat oleh aturan tertentu. Sekolah memiliki tingkat pendidikan yaitu tingkat yang lebih rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Sekolah memberikan kita banyak manfaat yaitu dapat memberikan kita banyak pengetahuan dan wawasan mengenai berbagai aspek yakni di bidang sosial, agama, pengetahuan alam, olahraga maupun dibidang seni. Sekolah dapat menjadikan siswa yang bodoh menjadi pintar. Sekolah juga mempunyai peraturan tertentu, misalnya kita harus datang tepat waktu kesekolah. Hal ini dapat menjadikan siswa lebih disiplin dalam melakukan pekerjaan.
Sekolah memberikan kita banyak pelajaran seperti pelajaran agama, sosial, perhitungan maupun seni. Siswa harus dapat menguasai ataupun memahami pelajaran yang diberikan oleh guru-guru yang ada disekolah. Namun, terkadang siswa merasa bosan ataupun jenuh mengikuti pelajaran yang ada disekolah. Hal ini mungkin disebabkan karena proses pembelajaran kurang menarik atau bersifat monoton, sehingga siswa merasa jenuh mengikuti pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
Kebanyakan orang tua siswa yang bingung dengan cara guru melaksanakan pembelajaran disekolah anak-anaknya karena caranya yang berbeda dengan cara yang diterapkan guru jaman dulu ketika orang tua siswa sekolah. Ada yang tidak setuju ketika anak-anaknya diajak guru keluar kelas untuk memetik berbagai berbagai jenis daun, atau bercerita di bawah pohon rindang.
Metode pembelajaran yang baik seharusnya selaras dan mendukung pencapaian tujuan kurikulum yang baik. Di Indonesia, kurikulum sekolah harus selaras dengan Undang-Undang Sisdiknas pasal 3 nomor 20 tahun 2003, yang pada intinya adalah mengamanat kepada setiap sekolah untuk melaksanakan pendidikan secara holistik dengan cara mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Dengan kata lain, metode pembelajaran yang baik bukan hanya mengembangkan aspek kognitif atau akademik saja, tetapi juga harus mampu membentuk manusia utuh (Whole person) yang cakap dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan dan cepat berubah, serta mempunyai kesadaran spiritual bahwa dirinya adalah bagian dari keseluruhan (the person within a whole).
Dengan demikian, orang tua dan guru harus menyadari bahwa metode pembelajaran yang baik harus mampu mengembangkan seluruh potensi anak secara holistik. Artinya, seluruh dimensi perkembangan anak dikembangkan. Perlu diketahui pula bahwa hasil studi mutakhir (Megawangi, dkk, 2004) menunjukkan bahwa seluruh dimensi perkembangan anak tersebut (fisik, sosial, emosi, kognitif/akademik) terjadi secara simultan dan terintegrasi atau tidak masing-masing berdiri sendiri. Dengan kata lain, perkembangan salah satu aspek dipengaruhi oleh aspek yang lainnya. sebagai contoh, anak yang perkembangan sosialnya kurang baik, cenderung tidak disukai oleh teman-temannya. Kondisi ini akan mempengaruhi kemampuannya dalam bekerja dan belajar kelompok dan membuat anak merasa tidak nyaman berada di lingkungannya. akhirnya, proses belajarnya terganggu dan prestasinya pun tidak baik.
Oleh karena itu, hal ini menjadi titik masalah kami dalam penulisan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berpedoman dari latar belakang, rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Apakah faktor penyebab terjadinya kejenuhan dalam mengikuti pelajaran di sekolah?
2. Bagaimanakah cara mengatasi kejenuhan dalam mengikuti pelajaran di sekolah?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kejenuhan dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
2. Untuk mengetahui cara mengatasi kejenuhan dalam mengikuti pejaran di sekolah.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman mengenai penyebab kejenuhan dalam belajar.
2. Memberikan banyak pengetahuan mengenai penanganan kejenuhan dalam belajar.
3. Sebagai bahan referensi dalam penulisan makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kejenuhan
Secara harfiah, arti jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi disebut Learning Plateau atau Plateau (baca:pletou) saja. Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya.
Kejenuhan dalam belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber, 1988). Seorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya. Tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun, tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu.
Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan “jalan di tempat” apabila kemajuan di jalan tempat ini kita gambarkan dalam bentuk kurva yang akan tampak adalah garis mendatar yang disebut plateau. Kejenuhan belajar dapat melanda seorang siswa yang kehilangan motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum sampai pada tingkat keterampilan berikutnya.
B. Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar
Kejenuhan belajar dapat melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi. Salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat keterampilan berikutnya (Chaplin, 1972). Selain itu, kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena bosan (boring) dan keletihan (fatigue). Namun, penyebab kejenuhan yang paling umum adalah keletihan yang melanda siswa, karena keletihan dapat menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.
Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam yakni:
1. Keletihan indera siswa
2. Keletihan fisik siswa
3. Keletihan mental siswa
Kejenuhan dalam Belajar |
Keletihan fisik dan keletihan indera dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup terutama tidur nyenyak dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup bergizi. Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang sederhana, cara mengatasi keletihan-keletihan lainnya. Itulah sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan belajar.
Ada empat penyebab keletihan mental siswa yakni:
1. Karena kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri.
2. Karena kecemasan siswa terhadap standar/patokan keberhasilan bidang-bidang studi tertentu yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa tersebut sedang merasa bosan mempelajari bidang-bidang studi.
3. Karena siswa berada ditengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat.
Kejenuhan sangat berpengaruh seperti penyakit, melemahkan semangat, meluruhkan kekuatan (tekad). Kejenuhan banyak menimbulkan dampak negatif yang selama ini bayak dirasakan, diantaranya:
1. Sebagai penyakit. Kejenuhan dapat menghalang orang untuk melanjutkan pekerjaan, ia tidak memiliki cukup tekad untuk menuntaskan pekerjaan, kita harus menyikapnya secara bijaksana agar penyakit ini tidak berlanjut.
2. Produktifitas menurun. Ketika orang merasa jenuh, saat itu produktifitas kerjanya menurun. Siswa malas belajar, semangatnya luntur, dan ingin melakukan hal-hal lain untuk mengusir kejenuhan.
3. Rencana gagal. Kejenuhan bisa mengacaukan rencana yang sudah disusun. Sebuah rencana mungkin sudah dipersiapkan dengan sangat baik, namun kejenuhan yang tiba-tiba muncul ditengah jalan, bisa menjadi musibah yang sangat menyakitkan.
4. Hasil tidak matang. Kerja maksimal akan diperoleh ketika seseorang mampu mempertahankan irama kerja, dan menjauhkan dari kejenuhan.
5. Muncul sikap usil. Seseorang merasa jenuh dengan keadaan yang ada, kemudian dia mencari hiburan-hiburan segar dengan cara berbuat usil kepada orang-orang yang ada disekitarnya.
6. Sikap antipati. Kejenuhan juga bisa menimbulkan sikap antipati yaitu kebencian yang luar biasa terhadap seba-sebab yang menimbulkan kejenuhan. Tentu ini lebih serius daripada dampak yang lain.
7. Mencari pelarian. Berbeda dengan sikap antipati, orang yang jenuh namun tidak berdaya melawan kejenuhan itu, maka dalam kondisi seperti itu, apa yang sering orang lakukan adalah mencari pelarian. Mereka akan melakukan apa saja untuk menghibur diri.
8. Memicu kezhaliman. Kejenuhan luar biasa juga biasa memicu orang untuk berbuat kezhaliman terhadap orang lain. Kejenuhan adalah tekanan, maka setiap orang membenci tekanan itu. Banyak cara yang ditempuh untuk membebaskan diri dari tekanan, kalau perlu dengan cara mengorbankan orang lain.
9. Menimbulkan frustasi. Dampak paling serius dari kejenuhan adalah frustasi. Tekanan yang sangat berat tidak mampu diatasi dengan cara apapun. Dalam keadaan demikian orang kehilangan kepercayaan terhadap hidup yang dia jalani.
C. Cara Mengatasi Kejenuhan Belajar
Kejenuhan merupakan masalah semua orang. Untuk itu kita dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengatasi masalah kejenuhan. Paling tidak dengan bekal pengetahuan yang dimiliki, seseorang bisa terhindar risiko-risiko buruk dibalik kejenuhan.
Ada beberapa prinsip penting yang perlu dipahami sebelum kita melangkah mencari solusi-solusi konkret atas problema kejenuhan. Prinsip-prinsip itu merupakan arahan untuk menyikapi kejenuhan secara bijaksana. Secara berurutan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagaimana di bawah ini.
1. Perubahan suasana. Kejenuhan terjadi karena suasana yang berulang-ulang (monoton) maka inti solusi dari problema kejenuhan adalah perubahan suasana. Kita harus mau keluar dari suasana lama yang mengelilingi, lalu masuk ke suasana yang baru yang lebih segar dan dinamis.
2. Kesegaran. Dengan adanya kesegaran itu, kita merasakan semangat (spirit) yang tinggi. Segala sesuatu yang kaku, monoton dan sejenisnya cenderung tidak disukai, sebab semua itu berpengaruh menurunkan semangat.
0 komentar:
Post a Comment